Senin, 11 Oktober 2010

Kriteria Seorang Pemimpin

demo template blog and download free blogger template feature like magazine style, ads ready and seo friendly template blog



Beberapa hari terakhir ini, selain isu krisis ekonomi global, topik yang menjadi pembicaraan hangat adalah topik mengenai caleg (calon anggota legislatif).

Pada intinya, menjadi caleg adalah hak setiap warga negara. Seorang caleg adalah seorang pemimpin. Seorang pemimpin tentunya harus memiliki kriteria tertentu agar dapat memimpin secara efektif. Simak yang berikut.

Masalah
Menurut Arnold Glasow, salah satu ujian kualitas kepemimpinan adalah mengenali masalah sebelum masalah tersebut menjadi sebuah keadaan mendesak. Artinya, seorang pemimpin harus dapat mendeteksi sesuatu yang berpotensi mendatangkan masalah sebelum masalah tersebut menjadi keadaan yang mendesak atau bahkan menjadi masalah akut.
Jika memang diperlukan perubahan, seorang pemimpin harus dapat menggulirkan perubahan tersebut tanpa harus menunggu terjadinya masalah yang mengharuskan terjadinya perubahan. Untuk itu, ia harus cukup sensitif mendeteksi ketidaknyamanan yang dialami anak buah, mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi antara anggota yang satu dan yang lain, memastikan setiap anggota tim paham akan tujuan kelompok dan tanggung jawab masing-masing (menghilangkan ketidakpahaman), serta memiliki kejelian melihat peluang untuk maju.
Jika semua potensi masalah sudah dapat diantisipasi dan diidentifikasi lebih dini, masalah dapat dihindari, risiko yang terjadi dapat diminimalkan potensi kerugiannya, dan persiapan matang dapat dilakukan untuk penanggulangan masalah yang mungkin tidak dapat dihindari.
Misalnya, masalah banjir di berbagai daerah di Indonesia sebenarnya dapat diidentifikasi dan ditangani lebih awal dengan menyadarkan rakyat untuk menghijaukan lingkungan masing-masing, membersihkan sampah dari selokan dan saluran air, serta membuat sumur resapan di halaman masing-masing jauh sebelum musim hujan datang.

Jarak
“Seorang pemimpin yang baik tidak boleh berada terlalu jauh dari para pengikutnya, tetapi cukup jauh berada di depan para pengikutnya untuk menjadi teladan dan sumber inspirasi mereka,” begitu yang dikatakan Franklin D Rosevelt, mantan Presiden Amerika Serikat.
Jika seorang pemimpin terlalu jauh dari para pengikutnya, baik secara jarak nyata maupun secara pemikiran dan ide, ia akan sulit mendapat pendukung karena idenya akan sulit dipahami, dicerna, dan didukung. Untuk itu, sang pemimpin harus cukup dekat dengan para pengikutnya agar dapat mengenal mereka dengan baik (kebutuhan, keinginan, mimpi, serta permasalahan yang dihadapi).
Sang pemimpin juga perlu cukup dekat dengan pengikut untuk memastikan cara yang jitu (bahasa dan metode) untuk menyampaikan ide yang mudah dipahami oleh pengikutnya. Kedekatan pemimpin dengan para pengikutnya juga diperlukan untuk dapat menerjemahkan ide menjadi tindakan nyata yang juga mudah diikuti para pengikutnya. Namun demikian, seorang pemimpin juga harus senantiasa berada di depan agar dapat terus memberi arah, motivasi, serta menjadi sumber inspirasi dan teladan bagi anak buahnya.
Misalnya, seorang yang genius dengan berbagai ide brilian belum tentu dapat menjadi pemimpin yang baik jika ia tidak dapat membumikan pemikirannya tersebut. Dengan demikian, pemikirannya terlihat terlalu jauh dari jangkauan para pengikut. Untuk itu, Jenderal Douglas Mac Arthur mempunyai saran ampuh, yaitu: “Jangan pernah memberikan perintah yang tidak dapat dijalankan pengikut!” Artinya, dalam memberi petunjuk ataupun perintah, pastikan bahasa yang digunakan sudah membumi sesuai bahasa para pengikut, tindakan yang diminta dapat diterjemahkan dalam langkah-langkah yang cukup jelas, dan—yang terutama—tujuan akhir dari tindakan perlu dipahami benar oleh para pengikut agar mereka juga termotivasi menjalankan sesuatu yang mereka pikir cukup terjangkau.

Konsensus
Martin Luther King Jr, pejuang hak asasi manusia, berpendapat bahwa seorang pemimpin bukanlah tokoh yang mengejar konsensus. Sebaliknya, seorang pemimpin sejati harus andal dalam mengelola konsensus agar konsensus tersebut justru mendukung berbagai kebijakan dan perubahan yang digulirkan. Tanpa adanya kepiawaian mengelola konsensus, sang pemimpin akan kewalahan meladeni ketidakpuasan, perbedaan pendapat, dan berbagai kritik yang bertujuan menjatuhkan dan mengecilkan hati.
Misalnya, ide untuk melakukan perubahan (contoh: ide untuk memperbaiki kepadatan lalu lintas di Jakarta dengan meluncurkan kebijakan 3-in-1 dan Trans Jakarta) perlu sosialisasi yang baik dengan mengambil sudut pandang keun
tungan bagi rakyat, sebelum ide tersebut dijalankan. Dengan demikian, jika ada penolakan atau ada masukan, dapat ditampung dan ditindaklanjuti kalau memang relevan dan dapat menjadi masukan positif bagi perubahan yang akan digulirkan.
Jika sosialisasi sudah berjalan dengan baik dan ide sudah dapat diterima dengan baik, dengan sendirinya rakyat atau para pengikut akan memberikan dukungan mereka secara tulus dan penerapan ide pun menjadi lebih mudah karena potensi penolakan yang rendah.

Kelebihan
Selain tiga kualitas di atas, seorang pemimpin perlu tampil dengan berbagai kelebihan, yaitu kelebihan untuk melihat yang lebih banyak, lebih jauh, dan lebih dulu dari para pengikutnya. Kemampuan untuk melihat “lebih” inilah yang membuat sang pemimpin dihargai dan didukung oleh para pengikut. Untuk mendapatkan kemampuan ini, seorang pemimpin perlu memiliki pengalaman luas, wawasan yang luas, serta keinginan dan semangat untuk senantiasa memperbaiki diri.
Pandangan luas membuat seorang pemimpin menjadi lebih berpengetahuan dan lebih bijak dalam mengambil keputusan. Misalnya, untuk memiliki pengalaman yang luas, sang pemimpin dapat belajar dari pengalaman sendiri, pengalaman orang-orang terdekat di sekitarnya, bertanya pada anak buah, ataupun pengalaman orang lain (para ahli di bidang masing-masing).
Untuk memiliki wawasan yang luas, ada baiknya jika seorang pemimpin memiliki jaringan pertemanan yang luas sehingga dapat bertemu dan memahami berbagai jenis orang dari berbagai latar belakang keahlian.
Selain itu, dapat juga dengan cara membaca banyak buku dan pemikiran para ahli. Untuk senantiasa memperbaiki diri, menurut John F Kennedy, seorang pemimpin tidak dapat dipisahkan dari semangat untuk belajar sepanjang hidupnya (leadership and learning are indispensable to each other) dan tidak pernah puas dengan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuannya saat ini saja.
Ini hanyalah beberapa kriteria penting yang perlu dimiliki seorang pemimpin yang dikemukakan para pemimpin dunia yang sudah melegenda. Pasti dalam hidup ini, kita memiliki peran sebagai pemimpin.
Nah, untuk menjadi pemimpin yang efektif, mungkin kita dapat mencoba menerapkan beberapa tips yang baru saja dibahas. Selamat mencoba dan sukses untuk kita semua.

0 komentar:

Posting Komentar